Wednesday, February 23, 2022

Filsafat


 

I.                   Pendahuluan

A.    Latar belakang

Dalam sejarah pemikiran islam, filsafat digunakan dalam berbagai kepentingan. Para teolog rasional (mutakallimun) menggunakan filsafat untuk membela imam khsusnya dari para cendikiawan Yahudi dan Kristiani, yang saat itu sudah maju secara intelektual. Sedangkan para Filosop mencoba membuktikan bahwa kesimpulan-kesimpulan filsafat yang di ambil dari gagasan filsafat yunani tidak bertentangan dengan Iman.

Para filosof muslim banyak mengambil pemikiran dari Aristoteles, Plato, maupun Plotinus, sehingga banyak teori-teori Yunani dari filosof muslim. Pengaruh filsafat Yunani inilah yang menjadi pangkal kontroversi sekitar masalah filsafat dalam islam.

B.     Rumusan Masalah

1.      bagaimana penjelesan terminologi filsafat Islam ?

2.      bagaimana  penjelasan epistemologi filsafat islam ?

3.      siapa tokoh-tokoh filsafat islam dan pemikirannya ?

C.     Tujuan masalah

1.      Mengetahui penjelasan terminoligi filsafat islam

2.      Mengetahui penjelasan epistemologi filsafat islam

3.      Mengetahui tokoh-tokoh filsafat islam dan pemikirannya

 

 

 


 

II.                Pembahasan

A.    Terminologi Filsafat Islam

Filsafat islam merupakan gabungan dari dua kata yaitu: filsafat dan islam. Secara bahasa filsafat dari bahasa yunani yaitu kata philein atau philos dan sophia. Kata philein atau philos berarti cinta, tapi dalam maknanya yang luas yaitu berupa hasrat ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan ilmu pengetahuan atau kebenaran. Sedangkan kata shopia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara sederhana filsafat adalah mencintai kebijaksanaan.

Adapun definisinya secara khusus seperti apa yang dikemukakan penulis islam sebagai berikut:

1.      Ibrahim Madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir dalam dunia islam untuk menjawab tantangan zaman yang meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat.

2.      Ahmad Fu’ad Al-Ahwaniy, filsafat islam adalah pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran islam.

3.      Muhammad ‘Athif Al-‘Iraqy, filafat islam secara umum didalamnya tercakup ilmu kalam, ilmu usul fiqih, ilmu tasawuf, dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh intelektual islam. Pengertian secara khusus, pokok-pokok atau dasar-dasar pemikiran filososfis yang dikemukakan para filosof muslim.[1]

Secara sederhana dapat diartikan filsafat adalah hasil kerja berpikir dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan universal. Sedangkan filsafat islam itu sendiri adalah hasil pemikiran filosof tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis.[2]

B.     Epistemologi Filsafat Islam

Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme  dan logos. Episteme berarti pengetahuan, sedangkan  logos  adalah teori, uraian, atau ulasan. Epistemologi dapat di artikan dengan cabang ilmu filsafat yang memebahas masalah-masalah filosofikal yang melingkupi teori ilmu pengetahuan.

            Apakah Epistemologi dibenarkan oleh syariat atau dilarang ? ada dua bentuk permasalahan ini. Pertama, apakah epistemologi itu mungkin ataukah tidak mungkin ? kedua, apakah dibolehkan atau dilarang ?

            Dalil apakah yang membuktikan bahwa Al-Qur’an mendukung kemungkinan epistemologi ? yaitu ketika mengajak kepada manusia untuk menggali Epistemologi. Dengan demikian Al-Qur’an mengakui adanya kemungkinan untuk memperoleh epistemologi. Al-Qur’an mengajak, memerhatikan, melihat dan merenungkan tentang ayat-ayat kepada manusia, misalnya ungkapan “ katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi” (Q.S. Yunus ; 101 ).

            Al-Qur’an menegaskan kepada manusia untuk memahami dan mengetahui apa yang ada dilangit dan di bumi, dengan menyatakan “ Wahai manusia kenalilah dirimi sendiri , kenalilah alammu, kenalilah Tuhanmu, kenalilah masamu, dan kenalilah masyarakat serta sejarahmu. Bahkan dengan ayat, “wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu ” ( Q.S. Al-Maidah; 105 ). Berbagai mufasir yang di antaranya adalah Allamah Thabathaba’i menjelaskan ayat itu dengan maksud “kenalilah dirimu sendiri.”

            Setelah manusia bisa melihat diri merekan sendiri, kemudia Allah berfirman “bukankah aku ini adalah tuhanmu ?” mereka menjawab, “Ya.”. Disini Al-Qur’an mengatakan bahwa Allah tidak menunjukkan Dzatnya kepada manusia, lalu mengatakan “bukankah aku ini adalah tuhanmmu ?” akan tetapi, Al-Qur’an mengatakan bahwa manusia di perlihatkan kepada dirinya sendiri, kemudian dia berfirman “bukankah aku ini adalah tuhanmu ? ungkapan yang sangat popoler di islam adalah “ barang siapa yang telah mengenal dirinya sendiri, dia telah mengenal tuhannya.” Ali bin Abi Thalib dan Rasulullah telah menyampaikannya, akan tetapi tidak ada satu penjelasan yang seindah Al-Qur’an.[3]

            Ketika manusia telah mengenal dirinya sendiri, maka seketika Allah bertanya “ Apakah sekarang engkau dapat melihat-Ku dengan baik ?“ Manusia menjawab “ Ya, sekarang kami dapat melihat-Mu dengan baik”. Di sini Al-Qur’an tidak mengatakan seperti ungkapan yang sifatnya berurutan , pertama mengenal diri sendiri kemudian mengenal Tuhan.

            Al-Qur’an hendak menyatakan bahwa begitu dekatnya antara dua pengenalan itu, sehingga apabila engkau melihat yang ini, engkau pun akan melihat yang itu. Semua penjelasan selain Al-Qur’an meletakkan dua pengenalan itu secara berurutan, sedangkan Al-Qur’an  menjelaskannya dengan menggunakan kalimat bahwa manusia cukup mengenal diri, dia pasti akan mengenal tuhan.

            Katakanlah “ Perhatikalah apa yang ada di langit dan dibumi” ( Q.S. Yunus : 101 ). Perhatikanlah yang ada di seluruh alam ini ! dengan demikian, Al-Qur’an mengajak manusia menggali sumber-sumber pengetahuan. Artinya , kemungkinan untuk menemui epistemologi adalah pasti.[4]

C.    Tokoh-tokoh Filsafat Islam dan pemikirannya

Beberapa tokoh filsafat islam dan pemikirannya adalah : Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina dan Ibnu Thufail.

1.      Al-Kindi

Nama lengkapnya adalah Abu Jusuf Jacub ibnu Ishaq Al Sabbah, Ibnu Imran, Ibnu Al-Asha’ath. Ibnu Kaya, Al-Kindi. Dia adalah ahli filsafat islam pertama. Ayahnya, Ishak Al-Sabbah menjadi gubernur di Kufa (Irak) pada aman Khalifah Al-Mahdi da Harun Ar-Rasyid.

 Di dalam buku “ islamic Philosofy” Prof. Ahmad Fuad Al-Ehwany bahwa filsafat islam yang di ajarkan Al-Kindi  ada 3 dasar :

1.      Logika

2.      Metaphysika

3.      Psychologika atau Epistemologi

Al Kindi telah memberikan pengertian filsafat menurutnya filsafat adalah “filsafat teorinya tentang pengetahuan adalah untuk mendapatkan kebenaran.

Kebenaran pertama menurut Al Kindi dalam filsafatnya adalah “ Al-Haq “ dengan bahasa latin di sebut Verum.

Dalam buku filsafat El-Ula Al Kindi menerangkan tentang jiwa dan akal, adanya perasaan dan adanya akal. Perasaaan masuk pada jiwa sedangkan akal masuk adalah pikiran. Al-Kindi berkata “ segala sesuatu yang diketahui oleh perasaan atau akal adalah terdapat dalam diri sendiri, dalam pikiran kita oleh ujud biasa, sedangkan dalam percakapan atau tulisan oleh ujud yang tiada terduga yang mempunyai gerak dalam dirinya sendiri”.[5]

2.      Al-Farabi

Abu Nasr al-Farabi dilahirkan pada tahun 258 H/870 M. Sebagai pembanguna sistem filsafat, dia telah membaktikan diri utuk berpikir dan merenung, menjauh dari politik, gangguan dan kekisruhan masyarakat.

Karya-karya al-Farabi dibagi menjadi dua, yang pertama mengenai logika. Karya-karya tentang logika menyangkut bagian-bagian berbeda dari aristoteles, baik yang berbentuk komentar ataupun ulasan yang panjang. Yang kedua menyangkut berbagai cabang pengetahuan filsafat, fisika, matematika, metafisika, etika dan politik.

Al-Farabi meninggal pada tahun 339 H/950 M.

3.      Miskawaih

Ahmad ibn muhammad ibn Ya’qub, yang nama keluarganya Miskawaih, disebut pula abu Ali al-Khazin.

Bagian terpenting kegiatan filosofis Miskawaih ditujukan kepada Etika. Pada dasarnya Miskawaih adalah seorang ahli sejarah dan moralitas. Etika yang disusunnya bersifat genetik, agamis dan praktis. Sedangkan mengenai sejarahnya bersifat filosofis, ilmiah dan kritis.

Miskawaih meninggal 9 Safar 421/16 Februari 1030.[6]

 

 

4.      Ibnu Sina

Nama lengkap ibnu sina adalah Abu Ali al-Husain ibnu Abd Allah ibn Hasan ibnu Ali ibn Sina. Ibnu sina dilahirkan di Afsyana dekat Bukhara tahun 980 M .

Pemikiran Ibnu sina di bidang Filsafat yang pertama adalah antara agama dan Filsafat, kedua  tentang ketuhanan, ketiga Emanasi dan yang keempat yaitu tentang Jiwa.

Ibnu sina meninggal dunia pada tahun 1037 M dalam usia 58 Tahun, beliau di makamkan di Hamadzan.[7]

5.      Ibnu Thufail

Ibnu Thufail bernama lengkap dengan Abu Bakar Muhammad Ibnu Abd Al-Malik Ibnu Muhamad ibnu Muhammad Ibnu Thufail. Dia dilahirkan di spanyol pada Tahun 506 H/1110 beliau termasuk keluarga suku Arab.

Ibnu Thufail memiliki disiplin ilmu dalam berbagai bidang . selain sebagai filosof, beliau juga ahli di bidang kedokteran, matematika, Astronomi dan penyair yang terkenal.

Pemikiran-pemikiran Ibnu Thufail akan filsafat meliputi Metafisika, fisika, jiwa , epistemologi dan Rekonsiliasi (tawfiq) antara filsafat da Agama.

 [8]

 

 

 

 

 

 

 

III.             Penutup

A.    Kesimpulan

Filsafat islam merupakan gabungan dari dua kata yaitu: filsafat dan islam. Secara bahasa filsafat dari bahasa yunani yaitu kata philein atau philos dan sophia. Kata philein atau philos berarti cinta, tapi dalam maknanya yang luas yaitu berupa hasrat ingin tahu seseorang terhadap kebijaksanaan ilmu pengetahuan atau kebenaran. Sedangkan kata shopia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara sederhana filsafat adalah mencintai kebijaksanaan.

Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme  dan logos. Episteme berarti pengetahuan, sedangkan  logos  adalah teori, uraian, atau ulasan. Epistemologi dapat di artikan dengan cabang ilmu filsafat yang memebahas masalah-masalah filosofikal yang melingkupi teori ilmu pengetahuan.

Al-Qur’an mengakui adanya kemungkinan untuk memperoleh epistemologi. Al-Qur’an mengajak, memerhatikan, melihat dan merenungkan tentang ayat-ayat kepada manusia, misalnya ungkapan “ katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi” (Q.S. Yunus ; 101 ).

Tokoh-tokoh filsafat islam di antaranya adalah Al Kindi, Al Farabi, Miskawaih , Ibnu sina dan Ibnu Thufail.

Pemikiran Al kindi meliputi Logika, Metaphysika, Psychologika atau Epistemologi. Al Farabi membagi pemikirannya dengan dua macam yaitu Logika dan berbagai macam cabang pengetahuan filsafat. Miskawaih memfokuskan pemikirannya kepada Etika. Pemikiran Ibnu sina di bidang Filsafat yang pertama adalah antara agama dan Filsafat, kedua  tentang ketuhanan, ketiga Emanasi dan yang keempat yaitu tentang Jiwa.

Pemikiran-pemikiran Ibnu Thufail akan filsafat meliputi Metafisika, fisika, jiwa , epistemologi dan Rekonsiliasi (tawfiq) antara filsafat dan Agama.

B.     Saran

Dari adanya uraian di atas disana sini banyak kekurangan dari benarnya. Maka kami selaku penyusun makalah ini berharap kritik dan sarannya yang sifatnya membangun.


DAFTAR PUSTAKA

ü Dedi Supriyadi, pengantar Filsafat Islam (lanjutan) teori dan praktek, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, cetakan pertama, 2010

ü Rustam E Tamburaka , pengantar ilmu sejarah, teori filsafat sejarah, sejarah filsafat dan iptek, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, cetakan pertama, 1999

ü M Syarif, para Filosof Muslim, Bandung: Mizan, 1963

ü Sirajuddin Zar, Filsafat Islam filosof dan filsafatnya, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004

ü Nasution Hasyimsyah, filsafat islam, (jakarta: Gaya Media Pratama, 1999)

 

 

 

 

                       

 

 

             



[1] Sirajuddin Zar, filsafat islam, ( jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 15-16

[2] Hasyimsyah Nasution, filsafat islam, (jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hlm. 2

[3] Dedi Supriyadi, pengantar Filsafat Islam (lanjutan) teori dan praktek, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, cetakan pertama, 2010, hal 97-105

[4] Ibid., hal 105

[5] Rustam E Tamburaka , pengantar ilmu sejarah, teori filsafat sejarah, sejarah filsafat dan iptek, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, cetakan pertama, 1999, hal 198-197

[6] M Syarif, para Filosof Muslim, Bandung: Mizan, 1963, hal 55-86

[7]  Sirajuddin Zar, Filsafat Islam filosof dan filsafatnya, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 91-104

 

[8] Ibid., hal 205-219

No comments:

Post a Comment

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

  KATA PENGANTAR Segala puji syukur kita kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan karunianya, Rahmat, dan Hidayahnya yang berupa kesehata...